"Saudaraku yang dari quraisy itu diambil dua orang lelaki berbaju putih. Dia dibaringkan, perutnya dibedah sambil dibalik balikkan" Kata seorang anak kecil kepada ibunya, Halimah assa'diyah binti Dhu'aib, sambil terengah engah.
"kenapa
kau nak?" Halimah yang didampingi suaminya, bertanya sambil mengulurkan
tangan, berusaha memeluk. "Aku didatangi dua orang lelaki berpakaian
putih" jawabnya. "aku dibaringkan lalu perutku dibadah. Mereka
mencari sesuatu. tapi aku tidak yahu apa yang dicari."Setelah kejadian itu
halimah mengembalikan anak susuannya iu kepada ibunya di Mekkah.
Sebuah
riwayat menyebutkan Abdu Mutollib kakeknya memperoleh pengaaman yang
mengisyaratkan kenabian cucunya itu.
Ketika
beraudiensi dengan raja Syeik dari habsyi, ia tidak mengira akan memperoleh
sambutan yang luar biasa. Ia dipersilahkan duduk di singgasana sang raja.
"Saya lihat, dimata tuan didalam keturunan tuan bakal lahir seorang raja besar
jauh llebih besar dari pada saya." ujar raja.
Maka
tak mengherankan bila Abdul Muthallib mengasuh cucunya itu dengan perhatian,
apalagi Muhammad adalah keturunan Abdullah anak kesayangannya. Terlebih setelah
Muhammad adalah yatim piatu.
Beberapa
tahun kemudian, Abdul Muthallib pun wafat ketika umurnya 80 tahun. Genaplah
sudah kepedihan yang dialami baginda Muhammad kecil. Ia kemudian diasuh oleh
pamanya yang bernama Abu Thalib, Yang
notabennya bukan orang kaya, malah anaknya banyak, ia sangat sayang terhadap
muhammad. Salah satu anaknya Ali kelak nantinya akan menjadi sahabat dekat dam
menantu Muhammad.
Dibawah
bimbingan Abu Thalib, Muhammad tumbuh dewasa. Menginjak usia 12 tahun Abu Thalib
mengajak Muhammad berdagang di syam. Menjelang memasuki Damaskus, ibukota syam,
rombongan Abu Thalib beristirahat didepan rumah gereja tua. Diam-diam gereja
pendeta gereja itu memperhatikan Muhammad.
Kepada
Abu Thalib ia mengatakan, sesuai dengan tanda tanda yang disebutkan dalam kitab
injil,Muhammad akan menjadi nabi, meneruskan risalah Nabi Isa AS, Menegakkan
agama tauhid, dan meluruskan hal yang batil.
"saya anjurkan, sebaiknya anak ini dibawa
kembali pulang, jangan meneruskan perjalanan ke syam, sebab jika orang jahat
melihat tanda-tanda dibandannya, akan sangat membahayakan anak ini." ujar
pendeta tersebut."
"
Mengapa harus kembali? ada apa dengan Muhammad? kenapa ia diancam dan apa ada
tanda-tanda yang ada padanya?" ujar Abu Thalib.
"Coba
buka bajunya, engkau akan melihat sebuah tanda kenabian di punggungnya."
kata si pendeta.
Abu
Thalib lantas membuka baju Muhammad, "Ada tahi lalat dipunggungnya, bukan?
" ujar pendeta. Kemudia keduanya meneliti dan benar memang sda tahi lalat
dipunggungnya.
"Itulah
salah satu tanda nabi yang akan datang, nabi yang besar, dan telah disebut
dalam kitab suci" kata pendeta lagi.
Abu
Thalib akhirnya memenuhi anjuran pendeta tersebut dan kembali ke Makkah, ia
khawatir akan bencana yang menghadang, yang dapat mencelakakan diri Muhammad,
keponakan yang sangat ia sayangi.
sumber: majalah alkisah