Mbah Soleh Darat merupakan guru dari santri yang nantinya menjelma menjadi ulama
besar jawa diantaranya KH Hasyim Asyari (pendiri NU), KH Ahmad Dahlan(pendiri
Muhammadiyah) , syekh mahfudz attermasi dan masih banyak lagi.
Selain melahirkan
ulama besar beliau juga melahirkan sejumlah kitab diantarnya yaitu adalah
Tafsir Faidh Ar Rahman yang merupakan tafsir Alquran pertama yang menggunkan
bahasa jawa .
Ilham
dan inspirasi penulisan kitab tafsir ini
bermula dari sepenggal pertanyaan dari muridnya. suatu hari , Mbah Soleh Darat
diundang untuk mengisi pengajian bulanan
khusus keluarga bupati Demak, Pangeran Hario Diningrat . disanalah hadir RA
Kartini yang ikut mendengarkan dan tertarik dengan materi pengajian yang
disampaikan oleh Mbah Soleh Darat tentang surat alfatihah. setelah pengajian
selesai , Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Mbah Soleh Darat.
Terjadilah
dialog antara Mbah Soleh Darat dan Kartini
"Kyai,perkenankanlahsaya menanyakan, bagaimana hukumnya
apabila seseorang berilmu namun menyembunyikan ilmunya?" tanya kartini
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?" balik
tanya Mbah Soleh Darat
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat
mengerti makna dari surat alfatihah yang isinya begitu indah yang menggetarkan
sanubariku. namun heran aku mengapa ulama kita tidak ada yang menerjemahkan
Alquran dengan dalam bahasa jawa. bukankah alquran itu justru kitab bagi
pimpinanhidup bahagia bagi manusia?".
semenjak
bertemu kartini Mbah Soleh Darat tergugah untuk menerjemhkan Alquran dengn
bahasa jawa yang ditulis dengan aksara arab (pegon) untuk mengelabuhi
pemerintah Hindia Belanda yang melarang keras penerjemahan Alquran.
Ketika
kartini menikah dengan bupati rembang , K.R.M Adipati Ario Singgih Djoyo
Diningrat, Mbah Soleh Darat menghadiahkan tafsirnya sebagai kado pernikahan
yang dalam pengantar kitab tafsirnya beliau menulis "Lan ora pisan
pisan-pisan nggawe ingsun kelawan ijtihad ingsun dewe mbalik nukil saking
tafsirane poro ulama kang mujtahidin kelawan asale tafsir dhahir, ing nukil
ingsun tafsir kelawan makna isyari saking Imam Ghazali."
Mbah
Soleh Darat sengaja menggunakan bahasa jawa agar memudahkan memahami kandungan
Alquran bagi banyak orang. Serta model
penafsira Tafsir Faidh Ar Rahman diawali dengan mencantumkan ayat kemudian diartikan dan ditafsiri dengan
bahasa jawa (pegon). setelah itu dilanjutkan dengan makna isyari ayat ayatt
Alquran tersebut . sesekali ditambahi penjelasan tentang asal mula sebuah peristiwa dan juga kadang ada
peringatan.
Meski hanya
hanya sampai di juz keenam di akhir surat annisa',Tafsir Faidh Ar Rahman adalah karya tafsir pertama yang berbahasa jawa dinusantara . Mbah
Soleh Darat seoalah membawa misi "membumikan Alquran dijawa " dengan
menjadikan bahasa jawa sebagai pemahaman di dalam tafsirnya.
sumber : arwaniyah
edisi 13 1437 H