Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.
Didalam pondok pesantren para santri harus taat apa yang di
katakan oleh kiai contohnya peraturan. Hal ini menjadikan santri lebih taat
terhadap norma sosial supaya nanti dalam masyarakat tidak nggumunan (heran).
beberapa ini ilustrasi di pesantren untuk bekal sosial dalam masyarakat.
Saat awal masuk pesantren
santri akan mengalami sebuah fase besar dimana harus meninggalkan hal hal yang
disukai. Dan harus menjalani rutinitas baru yag belum pernah dirasakan.Hal
tersebut tentunya akan terjadi ketika di masyarakat dimana santri harus benar
benar dengan keadaan kehidupn yang sulit untuk di prediksi bisa saja nanti
santri tidak akan tinggaal di kampung halamanyya melainkan merantau atau
tinggal dengan pasangan hidupnya yang lain . Disinilah keunggulan santri untuk
bisa beradaptasi di uji.
Setelah pendaftaran pondok santri akan bertemu dengan kawan dari
berbagai wilayah yang adat istiadat berbeda seperti kisah issabella. Hal
tersebut membuat santri menambah wawasan daerah walaupun jarang bahkan tidak
pernah hangout ke daerah tersebut.
Setiap santri pasti memiliki lemari untuk tempat pakaian maupun
kitab serta perlengkapan yang dibutuhkan setiap hari. Lemari diibaratkan
seperti rumah masa depan santri dimana akan hidup berdampingan dengan lemari
tetangga. Saat di pesantren pasti ada pertemanan permusuhan hal itu juga akan
terjadi saat di kampung halaman kelak, bahkan saat di pesantren pun santri
putri sering ngrumpi wajar namanya juga perempuan yang sebentar lagi jadi calon
emak emak yang riting kanan tapi belok kiri.
Manut kepada yang lebih tua dalam hal kebaikan saat di pesantren
sangat penting terutama kepada pengurus
apalagi ta'dzim terhadap pengasuh yang segala pengalaman lebih baik banyak
daripada santri.Hal tersebut nanti akan mencerminkan kepada santri untuk
menghormati yang lebih tua walaupun lebih tinggi derajat santri daripada orang
tua tersebut saat di kampung halaman.
Nyaman di pesantren akan dilalui oleh santri setelah beberapa waktu
dipondok. grapyak dengan teman dengan kakak angkatan ataupun dengan ustadz.
Namun kesedihan juga akan dialami oleh santri tersebut seperti di tinggal
boyong oleh teman seperjuangan ataupun ustadz yang telah kita anggap seperti
orang tua sendiri.
Seiring bertambahnya usia dan loyalitas santri pondok biasanya ia
akan mendapatkan mandat dari sesepuh pesantren bahkan dari pengasuh sebagai
pengurus baik keroco paling bawah sampai lurah yang semuanya insyaallah sah eh
salah maksudnya berkah. Disini jiwa kepemimpinan santri akan jalan untuk
ngurusi pondok maupun santri santri baru.
Dan akhir dari sebuah cerita pendek ini adalah perpisahan dengan
pesantren ialah boyong untuk meninggalkan pesantren dan untuk menempuh masa
depan yang cerah yang di ridhai oleh Allah SWT. Amin. slmhdr