Selebih
sholawat kebangsaan, syair Sholawat Asnawiyah yang melegenda itu juga semakna
sholawat doa tamassuk bil qurani (memegang teguh Alquran) yang menyerukan
semangat nasionalisme dalam berquran.
Syekh
Abdurrohim Muhammad Al maghdawi dalam kitabnya "adda'wah ila attamasuk bil
quran Alkarim wa atsaruhu fi hayatil muslimin" menjabarkan keterangan dari ulama
ikhtiar tamasuk kepada Alquran diantaranya pertama mengimani Alquran, kedua mengamalkan apa yang diajarkan
Alquran, ketiga membaca dan mentadabburi Alquran, keempat menghafalkan Alquran,
kelima memuliakan tauqir dan khusyu ketika mendengarf Alquran, keenam Syiar
Alquran, yang ke delapan berakhlaq sebagaimana tuntunan Alquran.
Lima
dari delapan mudhahir at atamasuk bil qurani diatas, lima diantaraya telah
disebutkan dalam sholawat asnawiyah yang tertuang dalam bait "Bukakanlah
hati kami karena mempelajarinya dan membacanyadengan tartil, berikanlah kami
bersama setiap membacanya pemahaman sebagaimana pemahaman para nabi,
tetapkanlah iman kami dengannya, dunia hingga akhirat, sebagai iman yang sempurna".
Bait
berikutnya "Bukakanlah hati kami karena mempelajarinya dan membacanya
dengan tartil". Selain mengingatkan
bahwa membaca dan mempelajari Alquran adalah tempuh ikhtiar tamassuk bil
qurani, Mbah Asnawi menyiratkan rahasia (asrar), ketika beliau meminjam kata
"Bukakanlah hati kami". beliau seolah mengingatkan bahwa setiap hampa
membutuhkan futuh (dibukakan hati) dari Allah.
Bait
berikutnya " tetapkanlah iman kami dengannya, dunia hingga akhirat,
sebagai iman yang sempurna ", bait ini mengingatkan bahwa dari dunia
hingga akhirat, perjalanan hidup setiap hamba adalah membawa iman yang
sempurna. Dan Hadrotussyaikh juga mengingatkan bahwa tamassuk bil qurani adalah
cara seorang hamba mempertahankan imannya.
Tak
sampai disitu, Mbah Asnawi juga menadahkan doa untuk tanah air Indonesia dalam
bait "Aman,aman, aman, aman Indonesia Raya aman". sebagaimana
dianjurkannya turut mendoakan tanah air dalam angka Khotmil quran. Dibait ini
Mbah Asnawi mengajak kita meneguhkan rasa cinta tanah air itu yang pertama.Yang
kedua semangat religius dalam berquran tidak bisa mengesampingkan semangat
cinta tanah air.
Alhasil, rasa butuhnya bangsa Indonesia kepada rasa tentram,
tidak bisa dipisahkan dari rasa butuhnya kepada Alquran. Selama Alquran masih
tersyiarkan di suatu bangsa maka tidak akan binasa sebuah
bangsa.
sumber ; Majalah Arwaniyah